Tuesday, August 26, 2008
Istana Tuhan Di Tanah Kashmir (Himalaya)
-------------------------------------------------------------
(Tulisan saya ini pernah dimuat di majalah Liberty no 1458, 15 Agustus 1981)
Di dalam membahas persoalan UFO (Unidentified Flying Object = Benda Terbang
Dikenal) banyak penulis barat telah menunjuk pada peristiwa-peristiwa dalam
kitab Injil yang ada persamaannya dengan penyaksian modern UFO masa kini.
Terutama apa yang dialami oleh seorang nabi bangsa Israel yang bernama nabi
Yehezkiel (Ezekiel) yang menyaksikan “jentera-jentera” yang berapi adalah
sebuah contoh yang amat populer.
Diperkirakan nabi Yehezkiel hidup pada kurang lebih 600 tahun sebelum
masehi. Peristiwa yang dialaminya itu tercatat pada kitab Nabi Yehezkiel
terutama pada permulaan dari kitab Yehezkiel.
Pada pasal 1 ayat 4-5 (lihat kitab Injil): “Lalu aku melihat sungguh angin
badai bertiup dari utara dan membawa segumpal awan yang besar dengan api
yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi dengan sinar; didalam;
ditengah-tengah api itu kelihatan seperti suasana mengkilat. Dan
ditengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup.”
Pada pasal 1 ayat 10 tertulis:”Keempatnya mempunyai muka manusia didepan,
singa disebelah kanan, muka lembu disebelah kiri dan muka, rajawali
dibelakang. Dilanjutkan dengan pasal 1 ayat 13-14: Ditengah makhluk hidup
itu kelihatan seperti api yang menyala. Makhluk-makhluk hidup itu terbang
kesana kemari seperti kilat”.
Keseluruhan dari bab pertama tentang Yehezkiel mungkin berisikan gambaran
yang sangat menakjubkan dan baik dalam kitab Injil tentang penerbangan dan
pendaratan pesawat ruang angkasa. Kejadian itu berlangsung di tanah Kaldean
dengan sungai Chebar.
Pada kitab Yehezkiel itu, nabi Yehezkiel menjelaskan dengan cermat sekali
bentuk pesawat ruang angkasa itu, sehingga seorang ahli tekhnik NASA
(National Aeronautics and Space administration) yang bernama J. Blumrich
berhasil dalam merekonstruksikan pesawat ruang angkasa yang diterangkan oleh
nabi Yehezkiel dengan petunjuk apa adanya.
Diterangkan dalam kitab Injil bahwa nabi Yehezkiel dibawa oleh pesawat ruang
angkasa itu kesuatu tempat, dengan keterangan:
“Dalam tahun keduapuluh lima sesudah pembuangan kami, yaitu pada permulaan
tahun, pada tanggal sepuluh bulan itu, dalam tahun keempat belas sesudah
kota itu ditaklukkan, pada hari itu juga kekuasaan Tuhan meliputi aku
(Yehezkiel) dan dibawaNya aku dalam penglihatan-penglihatan Illahi ke tanah
Israel dan menempatkan aku di atas sebuah gunung yang tinggi sekali.
Di atas itu dihadapanku ada yang menyerupai bentuk kota. Kesanalah aku
dibawanya. Dan lihat, ada orang yang kelihatan seperti tembaga dan
ditangannya ada tali lenan beserta tongkat pengukur; dan ia berdiri di pintu
gerbang. Orang itu berbicara kepadaku:”Hai anak manusia, lihatlah dengan
teliti dan dengarlah dengan sungguh-sungguh dan perhatikanlah baik-baik
segala sesuatu yang akan kuperlihatkan kepadamu, karena untuk itulah kau
dibawa kemari supaya aku memperlihatkan semua itu kepadamu..”(Yehezkiel
40:1-4)”
Dalam bukunya yang terkenal, yang dalam edisi bahasa Indonesianya berjudul:
Asal Usul Kecerdasan Manusia. Erich von Daniken memberi komentar lebih
lanjut:”Kemana Yezkiel dibawa?” Blumrich juga telah bertanya:”Dimanakah
Yehezkiel?”
Yehezkiel memberikan ukuran yang tepat tentang empat pintu gerbang utama
pada sebuah gereja, memberikan arah kompas mengenai letak gerbang-gerbang
itu dan akhirnya menyebuktan adanya sebuah sungai kecil yang ada di sisi
gereja dan menjadi sungai besar di sebuah lembah luas. Juga ditekankan bahwa
Yehezkiel dibawa kesebuah gunung yang sangat tinggi.
Dengan bukti sedikit ini, rich von Danikenberusaha keras menemukan dimana
lokasi dan peninggalan gereja itu. Yang pasti Yehezkiel tidak mengetahui
nama gunung itu. Tak mungkin ia dibawa ke Yerusalem atau Babilonia karena ia
pernah tinggal lama di daerah-daerah itu.
Mungkinkah Yehezkiel dibawa ke kuil Inca di Amerika Selatan? Jawaban ini
dibantah karena kuil Inca tidak mempunyai empat pintu utama, tiang-tiang
maupun halaman depan. Ataukah ia dibawa ke piramide, ke sebuah kuil di
Amerika Tengah? Namun di sana tidak terdapat gunung yang amat tinggi.
Akhirnya seorang pembaca dari buku-buku Erich von Daniken menulis surat
kepadanya. Seorang pembaca Jerman yang bernama Marier itu memberitahu
penulisan tentang kuil-kuil di Srinagar di Tanah Kashmir. Anehnya salah satu
kuil iu dinamakan “Kuil Yahudi dan kuil ini mempunyai empat pintu dan sebuah
halaman depan dan segala sesuatu yang seharusnya dipunyai oleh Kuil Yahudi.
Pembaca yang baik hati itu juga menyelipkan denah kuil itu didekat Marand,
tiga puluh kilometer dari Srinagar.
Suatu hal yang sangat cocok bahwa didekat kuil itu ada sebuah sungai kecil
yang akhirnya menjadi aungai di tanah Kashmir. Pegunungan yang amat tinggi,
yakni Himalaya menghiasi latar belakangnya.
Memang kuil Yahudi di Srinagar itu disebut juga “Kuil Matahari” dan
merupakan reruntuhan kuil paling besar di Kashmir. Ketika Erich von Daniken
mengadakan suatu ekspedisi pada tahun 1976 kesana, mereka melihat halaman
depan dengan pintu utama, tujuan tangga dan ruang suci di dalamnya. Dan
memanglah terdapat sebuah sungai kecil didekat reruntuhan yang memantulkan
pegunungan Himalaya. Suatu perkiraan bahwa Yehezkiel pasti diangkut dengan
pesawat ruang angkasa dan mendarat di halaman depan itu:
“Lalu dibawanya aku ke pintu gerbang yang menghadap ke sebelah Timur.
Aungguh, kemuliaan Allah Israel datang dari sebelah timur dan terdengarlah
suara seperti air terjun yang menderu dan bumi bersinar karena kemuliaanNya.
Yang kelihatan kepadaku itu adalah seperti yang kelihatan kepadaku ketika Ia
datang untuk memusnahkan kota itu dan seperti yang kelihatan kepadaku ditepi
sungai Kebar, maka aku sembah sujud.
Sedang kemuliaan Tuhan masuk di dalam bait Suci melalui pintu gerbang yang
menghadap kesebelah Timur.”(Yehezkiel 43:1-4).
Dalam teks diatas secara jelas telah disebutkan bahwa pesawat ruang angkasa
itu memasuki kuil. Apakah mungkin ada jejak yang dapat dilacak di daerah
itu? Selama dua hari penuh mereka berjalan mengelilingi daerah itu dengan
alat pengukur radiasi (Geiger counter). Namun tak terjadi apa-apa, hingga
pada sebuah jalur yang muncul pada pintu utama, jarum jarum bergetar dengan
hebat disertai suara gemertak keras mengganggu telinga melalui earphone
selama beberapa detik.
Jalur yang mengandung radiasi itu membuat medan radiasi radioaktif selebar
1,50 meter. Berapakah panjangnya? Perlahan lahan Erich berjalan dari ujung
sebelah kanan menuju kekiri. Detakan di telinga terus terdengar tapi tidak
merata. Mereka menggunakan monitor elektronik portable, type TMB2. 1, dibuat
oleh perusahaan Munich Munchner Apparatebau. Alat ini biasa dipakai untuk
mengukur serta mengontrol radiasi alpha, beta gamma dan neutron.
Pada tempat-tempat tertentu jarum menunjuk pada akhir skala, sehingga timbul
pertanyaan: Apakah kita berjalan diatas sebuah jaringan uranium jauh dibawah
tanah? ataukah ada tambang radioktif di dalam tanah?
Di tempat suci (Bait Suci) dari kuil yang telah runtuh itu terdapat batu
persegi yang padat dan tampak seperti sebongkah beton buatan dengan sisi
sepanjang 2.80 meter. Tinggi tak dapat diukur karena dasarnya tenggelam ke
dalam tanah. Alat detektor mereka menunjukkan bahwa mungkin lempengan batu
itu mempunyai inti bahan bahan metal.
Keesokan harinya teman teman dari Erich von Daniken yang merupakan ahli
arkeologi bernama Profesor Hassnain dan Kohl membawa mereka ke reruntuhan
Pashaspur, yang juga cukup dekat dengan Shrinagar. Mereka menunjukkan tiga
kuil yang berbeda tetapi masing-masing memiliki batu batu persegi yang amat
padat, seperti yang dijumpai sebelumnya. Sekali lagi teks dalam Yehezkiel
membuat kita semua keheranan:
“Hai anak manusia, inilah tempat tahtaKu dan inilah tempat tapak kakiKu,
disinilah Aku akan diam ditengah-tengah orang Israel selama-lamanya.”
(Yehezkiel 43:7).
Apakah Tuhan meninggalkan jejak di lantai Bait Suci yang memberi suatu tanda
bahwa adanya sebuah deposit atau pesan yang amat penting sekali? Ataukah
pengunjung dari luar bumi itu meninggalkan “sesuatu” yang diperuntukkan bagi
kita dalam blok batu misterius itu yang masih menunjukkan kehadiran mereka
walaupun telah berabad-abad lamanya.
“Saya ingin membujuk kaum ilmuwan India agar mau memecah batu itu untuk
menyelidiki badian dalamnya, hingga tahu apa sebabnya terdapat radiasi”
demikian kata Erich von Daniken mengakhiri analisanya terhadap kitab
Yehezkiel yang berhasil dengan gemilang. Sedang apa yang terjadi
sesungguhnya pada tahun 600 sebelum masehi itu kita hanya dapat
mengira-ngira bahwa Tuhan telah menunjukkan istanaNya di bumi pada manusia
yang bernama Yehezkiel. Benarkah “kuil Yahudi” atau “Kuil Matahari” itu
istana Tuhan di Bumi? Adakah hubungannya dengan mitologi India bahwa para
dewa memang memiliki istana di puncak Himalaya? Ataukah itu hanya bekas
pangkalan UFO?
Bahan: Asal-Usul kecerdasan Manusia
karangan: Erich von Daniken
Post a Comment
0 Comments:
Post a Comment