Wednesday, August 13, 2008
Perkakas Logam Zaman Prasejarah
Harian Republik Spingfield, Illinois pada tahun 1851 melaporkan, ada seorang pedagang yang bernama Hiram de Witt membawa pulang sebuah sepuh emas batuan kristal seukuran telapak tangan manusia dari California. Ketika ia memperlihatkan batu itu pada temannya, batu itu tergelincir dari tangannya, jatuh ke bawah dan pecah, di tengah-tengah batu tersebut, mereka menemukan sebuah paku besi persegi, sedikit terkikis, tetapi sangat lurus, punya kepala yang sempurna. Batu kristal itu diperkirakan telah berusia 1 juta tahun lamanya.
(Erabaru.or.id) - Pada tahun 1865, pertambangan Abbey di kota Treasure, Nevada, ditemukan sebuah bekas baut besi yang berukuran 2 inci di dalam sebuah batu lonjong. Baut besi itu sejak awal telah dioksidasi, namun dari teraan batu lonjong tersebut tetap dapat diketahui bentuk bautnya. Melalui deteksi, batu tersebut diperkirakan dibuat pada zaman prasejarah yakni 21 juta tahun yang lalu.
Lebih awal 20 tahun dibanding baut besi itu, tahun 1844, sebuah laporan yang diumumkan Sir David Brewster di lembaga ilmu pengetahuan Inggris telah menimbulkan kegemparan. Di utara Inggris, di tambang batu Kindgoodie dekat Inchyra tergali sebuah batu pasir, sebuah paku yang jelas buatan manusia setengahnya tertanam di dalam. Paku itu sudah terkorosi, namun masih bisa dibedakan. Batu pasir ini setelah dipastikan paling tidak usianya telah 40 juta tahun
Selain komponen logam yang sederhana, juga ada sejumlah perhiasan logam ditemukan. Misalnya, pada tanggal 9 Juni 1891, ada seorang wanita di kota Morrisonville, Illinois, Amerika Serikat, ketika ia membawa sekop batu bara ke dalam rumahnya, sebuah batu bara besar hampir merekah, dari dalam batubara tersebut jatuh sebuah rantai emas. Rantai tersebut panjangnya kurang lebih 10 inci, mengandung 8 karat mas, digambarkan halus dan indahnya bagaikan produk bermutu tinggi barang-barang antik. Para arkeolog merasa yakin bahwa rantai tersebut bukan sengaja terbenam ke dalam batubara: Sebab sebagian batubara masih melekat di atas rantai, dan bagian yang terlepas dengan batubara tetap disertai stamp di dalam batu bara semula. Batubara tersebut ditaksir telah berusia 300 juta tahun sejarahnya.
Peristiwa yang sama terjadi di sebuah pabrik elektronik di kota Thomas, Oklahoma. Tahun 1912, ketika 2 pekerja memasukkan sekop batubara ke dalam tungku dinding untuk bahan bakar di pabrik. Sebuah batubara terlalu besar, para pekerja menggunakan sebuah palu tempa dan memukulnya dengan keras, ketika batubara merekah, mereka menemukan sebuah kuali besi terbungkus di dalam. Dan ketika kuali besi itu dikeluarkan, batubara yang merekah dua belah itu persis membentuk cetakan kuali besi itu. Dua pekerja membubuhkan tanda tangan membuktikan telah menemukan benda itu. Melalui pemeriksaan beberapa ahli, mendapati bahwa benda yang terbungkus dalam batubara tersebut adalah kuali yang terbentuk sejak 325 juta tahun silam.
Selain itu, di bagian teknik peleburan, di lereng sebuah gunung di Afrika, para buruh tambang menemukan ratusan logam bola, dan lapisan tempat bola-bola logam tersebut menurut pembuktian dengan bahan-bahan kurang lebih telah berumur 2,8 miliar tahun. Alur lekukan yang mengelilingi bola besi sangat halus, ahli teknik pembuatan besi menganggap sangat sulit untuk dijelaskan bahwa itu adalah pembentukan proses alamiah. Temuan yang serupa tidak terhitung banyaknya. Bila kita memadukan beberapa temuan arkeolog berikut ini, maka tidak sulit untuk dipahami bahwasannya manusia prasejarah juga memiliki budaya yang mirip dengan kita, menggunakan penambangan untuk memurnikan pengolahan logam menjadi barang kerajinan tangan.
Industri Pertambangan Kuno
Pada tahun 1968 lalu, seorang arkeolog Uni Soviet menemukan sebuah bekas pabrik metalurgi prasejarah di Republik Armenia. Dunia arkeologi secara bulat berpendapat, bahwa itu merupakan temuan terbesar hinga saat ini, pabrik metalurgi yang paling kuno, paling tidak telah berumur 5.000 tahun.
Di sini, suku bangsa tertentu yang belum diketahui pernah menggunakan dua ratusan tanur peleburan untuk melebur, memroduksi, seperti misalnya: vas bunga, pedang dan tombak, cincin, serta produk seperti gelang. Logam yang dilebur mereka seperti: tembaga, isi pensil, seng, besi, emas, timah, mangan (kimia) dll. Ketika melebur, pekerja memakai sarung tangan dan masker penyaring. Yang paling membuat kagum adalah tang baja. Berdasarkan tes laboratorium, kadar baja tersebut dibuat secara bersama oleh lembaga riset ilmu pengetahuan eks Uni Soviet, Amerika, Inggris, Perancis, dan Jerman. Wartawan Perancis, Weda di majalah Science and Life menulis: "Semua temuan ini menunjukkan, bahwasannya benda itu dibangun oleh tokoh berpandangan luas pada permulaan budaya manusia. Pengetahuan melebur mereka berasal dari warisan zaman purbakala yang masih belum kita ketahui. Pengetahuan ini dapat dinilai sebagai 'ilmu pengetahuan' dan 'industri' .
Tahun 1969 dan 1972, di dalam lingkungan perbatasan Swaziland, Afrika, ditemukan puluhan tempat tambang zaman batu awal saat menambang biji besi merah. Tambang besi di Afrika itu, pernah ditambang pada 43 ribu tahun lalu, semua ini terdeteksi dengan menggunakan cara ilmiah.
Di sebuah pulau di Amerika, arkeolog Amerika menemukan sumur tambang tembaga prasejarah bahkan suku bangsa Indian setempat tidak tahu kapan dimulainya sumur tambang tersebut. Ada indikasi menunjukkan, bahwa industri tambang prasejarah telah menambang ribuan ton tambang tembaga, namun tempat sumur tambang itu tidak ditemukan adanya jejak manusia yang pernah menetap lama di tempat tersebut.
Yang paling aneh adalah temuan buruh tambang di industri tambang Utah, AS. Tahun 1953, di luar dugaan tergali lorong tambang yang telah ada sebelumnya, padahal dalam sejarah penambangan batubara di tempat itu tidak ditemukan catatannya. Batubara yang tersisa di dalamnya telah teroksidasi, tidak ada nilai jual lagi. Jelas, masanya telah lama sekali. Agustus 1953, hasil penyelidikan yang dilakukan oleh 2 sarjana Fakultas Paleoantropologi dan Teknik, Universitas Utah, menunjukkan bahwa suku bangsa Indian setempat belum pernah memakai batubara. Keadaannya sama seperti tambang tembaga di pulau itu, buruh-buruh tambang prasejarah itu juga memiliki cara dan teknik penambangan, memindahkan batubara ke tempat yang jauh. Hingga saat ini sejumlah besar medan tambang yang masih tetap diteliti dan mendapat perhatian ahli geologi serta ahli antropologi, ditemukan di dalam sebuah lapisan batu karang di tempat penggalian batu di Perancis.
Selama kurun waktu antara 1786-1788, medan penggalian batu tambang itu telah memberikan sejumlah besar batu kapur untuk membangun kembali gedung pengadilan setempat. Antara lapisan batu di pertambangan itu disekat oleh lapisan lumpur dan pasir. Ketika para buruh tambang menggali sampai pada lapisan batu ke sebelas, muncul lagi selapis lumpur dan pasir. Ketika para buruh tambang membersihkan lumpur dan pasir, di luar dugaan mereka menemukan tonggak batu di dalamnya dan kepingan batuan yang pernah tergali. Penggalian dilanjutkan, dan yang lebih membuat mereka takjub adalah ditemukannya uang logam, dan tangkai kayu palu besi yang telah menjadi fosil serta perkakas kayu yang telah berfosil. Terakhir bahkan ditemukan sebuah papan kayu, panjang 2,5 meter, tebalnya 25 cm. Papan besar bersama dengan perkakas kayu lainnya juga telah menjadi fosil, bahkan telah merekah menjadi kepingan. Setelah kepingan disatukan, persis sebuah papan kayu yang digunakan oleh buruh tambang batu, sama persis dengan yang digunakan sekarang.
Di kedalaman 15 meter, di bawah batu kapur dan lumpur pasir yang sejarahnya telah ratusan juta tahun, mengapa bisa bersembunyi fosil peninggalan sejarah yang serupa dengan perkakas pertambangan zaman modern? Masalah tersebut lebih membuat orang sulit memahami saat ini dibanding ketika menemukannya.
Usaha pertambangan prasejarah dan wujud peninggalan sejarah lainnya yang tidak diketahui, dengan semakin banyaknya pembuktian baru secara arkeologis menunjukkan kepada semua orang, bahwa masa dimulainya sejarah peradaban harus secara luas dikembangkan ke depan. Namun, budaya seperti ini belum bisa terus berlangsung, sehingga meninggalkan kehampaan. Atau, inikah penyelidikan cermat sesungguhnya yang harus kita lakukan.
(Sumber: Buku Prehistoric Civilization: Inspiration for Mankind)
Post a Comment
0 Comments:
Post a Comment