Wednesday, August 13, 2008

Kekosongan dalam Teori Evolusi Ataukah Bergurau dengan Sejarah? Penemuan-penemuan yang Mengarah pada Peradaban dan Kebudayaan yang lebih Tua

Leonardo Vintiñi, Epoch Times Argentina


Sebuah fosil Trilobite yang mati pada 280 juta tahun yang silam. Bagaimana mungkin, jejak kaki berada di atas fosil Trilobite? (Foto. photo.com)

(Erabaru.or.id) - Pada suatu malam yang hangat, dan orang itu memutuskan untuk berjalan-jalan di pantai. Begitu ia mulai berjalan kaki, ia merasa ada suara gemeretak yang agak lemah di bawah kakinya. Ia berhenti sejenak, untuk memeriksa sol sepatunya di bawah sinar rembulan dan melepas darinya binatang kecil malang yang baru saja terinjak hingga penyet. Tanpa beban ia melanjutkan jalan-jalannya yang menyegarkan, tanpa pula memperhatikan jejak sepatunya yang telah mengabadikan akhir kehidupan organisme mini tersebut. Akan tetapi adakah yang tidak lumrah dengan penginjakan hingga penyet sebuah Trilobite?

Kira-kira 320 juta tahun yang silam di seantero samudra bumi terbentuk sebuah mahluk kecil dengan bentuk tubuh be-ruas. Kerabat dari binatang laba-laba yang hidup di dalam laut seperti lobster dan kepiting laut mengalami kejayaan dan kepunahannya di bumi, sampai akhirnya pada 280 juta tahun yang lampau mereka benar-benar telah punah. Trilobite inilah yang sedang kita perbincangkan. Spesies/ras manusia baru muncul paling lama pada 2 atau 3 juta tahun silam, seperti yang diakui oleh sebagian besar ilmuwan dewasa ini. Meskipun demikian ras manusia, sebagaimana dewasa ini diketahui, usianya tidak melebihi 10 ribu tahun. Sebelum itu, ras manusia sama sekali masih primitif, berbulu lebat dan memangsa daging mentah. Hal-hal mendasar seperti contohnya sistem tali-temali untuk keperluan pencatatan peristiwa saja, belum eksis sama sekali.

SEBETULNYA MUSTAHIL – MENGINJAK SUATU MAHLUK-HIDUP YANG SAMA SEKALI TIDAK EKSIS

Dari data dan fakta dapat disimpulkan bahwa kejadian yang diceritakan tersebut semestinya berasal dari area fiksi-ilmiah. Seorang manusia selamanya tidak akan bisa menginjak sesosok mahluk, yang sudah punah jutaan tahun yang silam; apalagi seorang manusia dengan sepatunya yang jelas-jelas merupakan suatu pertanda peradaban. Namun bagi para peneliti suatu kegelisahan dan bagi beberapa penentang theori evolusi suatu berita gembira, terdapat suatu pendaftaran registrasi yang menantang sejarah yakni: Sebuah fosil yang semestinya tidak boleh ada.

Pada bulan Juni 1968 seorang kolektor bernama William J.Meister dari Antelope Spring, Utah – USA, menemukan sepotong batu cadas setebal 5 cm, yang diatasnya, setelah diolah dengan palu, terpampang sebuah fosil bekas sepatu manusia diatas Trilobite yang telah gepeng. Hal itu sampai tersiar ke seluruh dunia tidak berlangsung lama dan beberapa peneliti berdatangan ke Antelope Spring untuk menemukan jejak-jejak lainnya dari produk sepatu modern pada lapisan geologi berasal dari zaman lampau yang luar biasa lamanya. Gurauan unik macam apakah yang nampaknya diijinkan oleh sejarah?

Tahun 1852 sebuah batu karang besar diledakkan dengan dinamit di Dorchester/USA. Sesudah ledakan para pekerja menemukan diantara sisa bebatuan sebuah benda unik berbentuk metal yang patah menjadi dua. Terjadi kejutan besar, tatkala benda tersebut setelah disambung lagi ternyata adalah sebuah bagian bawah dari guci berbentuk lonceng dengan ukuran lebar 16 cm dan tinggi 11 cm. Logam yang dipergunakan mirip semacam campuran dengan kandungan bahan perak. Yang mengherankan ialah bahwa benda tersebut kelihatannya diproduksi dengan teknik tinggi, semestinya tepat pada saat benda itu ditutup dengan batu dan sedang dikerjakan. Namun hal itu terjadi beberapa juta tahun yang silam sesuai logika modern, ketika manusia semacam itu belum eksis. Tempat penemuan benda-benda jenis ini di bumi kelihatannya menyimpan sejumlah besar benda-benda, yang tidak cocok dengan pengertian modern sejarah asal usul manusia.

SEBUAH TANTANGAN BAGI SEJARAH

Yang disebut dengan „Kubus Salzburg“ adalah tantangan besar lainnya bagi sejarah. Ia berhasil muncul ke khalayak, ketika seorang pekerja sebuah pengecoran besi di Austria pada tahun 1885 menghancurkan bongkahan batu bara berasal dari Wolfsegg dan membebaskan sebuah benda dari besi yang sedikit banyak berupa kubus. Sesuai pernyataan pengarang René Noorbergen yang ahli dalam bidang tersebut mestinya sudut obyek unik tersebut sebelumnya sama sekali lurus dan bisa dikenali dengan jelas; 4 sisinya dulunya rata, sementara itu dua sisi lainnya yang berseberangan berbentuk cembung; pada separo ketinggiannya terdapat guratan yang agak dalam. Analisa kimia yang dilakukan sesudahnya menunjukkan, bahwa campuran benda itu bukan chrom juga bukan nickel ataupun kobalt, melainkan sepertinya terdiri dari semacam besi tuang. Campuran semacam itu menutup kemungkinan bahwa „Kubus“ tersebut sebetulnya berasal dari meteorit. Sayangnya bongkahan batu bara tersebut yang menyelimutinya untuk diselidiki lebih lanjut apabila diperlukan, tidak dapat lagi ditemukan.

Tahun 1976 tersiar penemuan beberapa sendok yang terkurung di dalam batu bara lunak yang ditemukan di Pennsylvania pada tahun 1937. Benda tersebut tertinggal pada sisa pembakaran sebuah bongkahan batu bara besar.

Akan tetapi jikalau benda berupa metal itu toh dipandang juga sebagai canda-ria alam semesta, maka pada tahun 1967 di sebuah tambang perak di Colorado USA ditemukan tulang manusia murni bersama-sama dengan sebuah ujung panah tembaga sepanjang 10 cm. Sesuai penafsiran umum seharusnya penemuan tersebut beberapa juta tahun lebih tua dibandingkan dengan ras manusia. Sementara ilmu genetika dan biologi setiap hari mempresentasikan studi baru yang mengklaim bagi dirinya sendiri tentang penjelasan yang absah tentang asal usul bersama spesies kita, bermunculan pada waktu bersamaan fosil-fosil baru yang lebih sesuai dikatakan sebagai sebuah masa lampau bersifat futuristik daripada acuan yang mengarah pada proses evolusi yang lama. Penemuan-penemuan itu memperdalam setahap demi setahap kesenjangan antara theori konvensional dan dengan yang menjelaskan sama sekali beda tentang asal usul manusia yang jauh lebih lama atau semata-mata sebagai bersifat ilahi. Pada akhirnya diperoleh kesan bahwa kebenaran tentang asul usul kita, setidaknya akan menghapus secara tuntas salah satu dari kedua theori tersebut.

"MENDEBARKAN DAN MUSKIL“

Fosil masa lampau yang paling menimbulkan perdebatan ditemukan di India oleh seorang geolog dari universitas Jadavpur – Kalkutta. Sebuah batu berusia 1,6 miliar tahun yang ditemukan di Madhya Pradesh dekat Chorhat, berwarna kemerahan, yang membelalakkan mata ilmuwan yang menelitinya, sebab menunjukkan bekas jejak mirip gerak zig zag seekor cacing. Fosil-fosil tertua sejenis ini yang selama ini diketahui ialah berasal dari Namibia dan Tiongkok. Dari mereka dapat disimpulkan bahwa sesuai garis evolusi hewan ber-sel banyak muncul kira-kira 600 juta tahun yang silam. Apabila penemuan di India ditafsirkan dengan tepat, dasar theori evolusi tersebut patut dipertanyakan lagi secara serius, karena antara fosil tersebut dan penemuan di Namibia dan Tiongkok terjadi kesenjangan raksasa (400 atau 500 juta tahun). „Apabila telah diketahui suatu mahluk hidup berukuran 1 cm, dan yang kemudian tidak lagi ditemukan dalam rentang-waktu selama 400 juta tahun, tentu ada yang perlu dijelaskan,“ begitulah pendapat ahli palaeontolog Andrew Knoll dari Universitas Harvard tentang hal tersebut. Sesudah jejak serupa pada bongkahan batu lainnya telah ditemukan, banyak ilmuwan yang tidak percaya, memulai menyelidiki ulang usia batu-batuan itu. Akan tetapi melalui analisa Zirko-pun hanyalah meneguhkan hal yang mustahil. Membuat peluangnya menjadi lebih menegangkan dan semakin tidak mungkin, begitulah kata Adolph Seilacher, palaeontolog dari universitas Yale. Sang intelektual berpikir, bahwa itu tidak mungkin adalah jejak milik binatang yang telah menjadi fosil, ini kalau sesuai dengan pengetahuan yang telah dikenal. Ia toh menambahkan bahwa ia seharusnya bersamaan dengan itu mengakui kenyataan tersebut. Ia sendiri tidak mempunyai penjelasan lain, maupun pernah mendengar dari orang lainnya tentang hal semacam itu. Dan, Seilacher mengajukan pertanyaan sbb:“Barangkali terdapat sebuah penjelasan secara non biologis terhadap jejak-jejak ini?“

Terdapat beraneka fosil-fosil yang menyodorkan problem yang sebenarnya terhadap yang telah menjadi akar-dasar bagi kebudayaan dan pendidikan manusia. Sebuah bekas telapak tangan utuh dari seorang manusia yang telah berusia 110 juta tahun (bahkan lengkap dengan kukunya), yang ditemukan di bebatuan kapur di Glen Rose, Texas – USA; sebuah fosil membatu dari jari tangan berusia 100 juta tahun dari pulau Axel Heiberg di Kanada yang struktur tulangnya ditemukan/diketahui ketika dilakukan foto-rontgen; jejak kaki raksasa tersohor pada Paluxy Fluss di Texas bersebelahan dengan jejak kaki seekor dinosaurus....... Theori kita yang tampaknya solid, setiap kali harus bergemetaran, tatkala fosil selanjutnya yang sebenarnya tidak boleh terjadi, muncul lagi ke permukaan. Juga eksistensi peradaban pra sejarah kita tidak dapat disangkal lagi. Barangkali buku pelajaran kita pada waktu yang tidak terlalu lama lagi harus ditulis ulang.

    << Homepage

tentang gw

Name: STEVIE
From: Pondok Gede, Bekasi, Indonesia
About me: SIMPLE MAN THAT JUST WANT TO SHARE MY KNOWLEDE.
More about me...

Last Post


Archives


Photos


www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos and videos from stevy. Make your own badge here.

Connectivity

Links

Leave Your Message


Free chat widget @ ShoutMix

Chat with Me


on Facebook


Stevy Hanny's Profile
Stevy Hanny's Facebook Profile
Create Your Badge

Visitors


Visitor Tracker


Entries RSS