Wednesday, February 4, 2009

The Club of Rome

Friend, gw barusan menemukan artikel ini, tolong disimak dan untuk kebenarannya saya sendiri kurang begitu yakin karena ini melibatkan organisasi yang sangat besar yaitu : Club Of Rome. Mengenai organisasi ini, teman - teman bisa mengunjungi : http://www.clubofrome.org/eng/about/1/ untuk melihat mengenai profile dan segala sesuatunya. Untuk penilaian akhir saya serahkan kepada rekan - rekan sekalian.

Cheer
Stv




Auzelio Pecci. Dialah industriawan Italia pendiri Club of Rome pada tahun 1968. Club of Rome adalah salah satu organisasi rahasia terbesar di dunia. Keberadaannya memunculkan banyak kegelisahan. Ada yang menyebutkan Club of Rome sebagai kanal pengalir issue global berbasis di Hamburg. Ada yang menyebutkan komplotan elit rahasia yang sangat ambisius menguasai dunia. Mereka selalu berinovasi memanipulasi politik serta perekonomian internasional. UNtuk menjalankan misi, mereka bertameng "kerja sama" yang di dukung oleh kalangan elit penguasa dunia, bank dunia dan dana moneter internasional.

Di situs internet (www.ClubofRome), Club of Rome memaparkan misi katalisator global dan independen. Slogannya adalah memajukan dunia. Mereka laksanakan rencana setelah menyusunnya dengan cermat. Kecuali anggota elit; pecatur politik tingkat internasional yang berada di balik layar, nama - nama dan alamat ratusan anggotanya terpajang di situs Club of Rome. Seluruh rincian hasil rapat dan bermacam hasil riset juga bisa di saksikan disitu.

Mereka bernafsu menebarkan masalah paling rumit dan krusial bagi umat manusia. Jebakan mereka adalah tawaran penyelesaian masalah masyarakat di seluruh dunia (negara - negara berkembang) yang tertatih - tatih akibat tarikan arus globalisasi. Seolah mereka satu - satunya pemilik riset hingga mematenkan solusi alternatif masa depan yang wajib di taati masyarakat dunia. Bahkan sering kali dengan para pemimpin itu mereka berkolaborasi membuat skenario agar dunia di guncang "badai masalah". Setelah masyarakat terjebak kepanikan, baru kemudian mereka menyodorkan solusinya.



Tahun 1972, Club of Rome menerbitkan buku berjudul The limits to Growth. Buku ini memaparkan hasil riset bahwa sumber daya alam di bumi ini semakin menipis. Perkara ini kemudian di asaumsikan sebagai akibat negatif dari pesatnya pertumbuhan penduduk dunia. Buku ini Best Seller dalam waktu sekejap dan telah di terjemahkan kedalam 30 bahasa serta terjual lebih dari 30 juta kopi.

Publikasi buku Club of Rome itu memastikan perdebatan serius para pakar teori konspirasi. Apa yang terjadi? Celaka! Pakar - pakar itu menegaskan bahwa Club of Rome nyata menciptakan "senjata" pemusnah masal. Penegasan ini tidak asing. Sudah menjadi rahasia umum. Mereka menyebarkan virus AIDS. Pendapata ini di kuatkan oleh beberapa sumber informasi bahwa AIDS adalah virus ciptaan buatan manusia yang sengaja di kembangbikakan oleh Club of Rome melalui para penguasa elit dunia, yaitu CIA an jaringan Bilderbergers.

Sasaran pemusnah penduduk melalui AIDS ini adalah kelompok masyarakat yang di anggap "tidak layak hidup" hingga harus dilenyapkan. Termasuk di antaranya ras kulit hitam, kaum hispanik dan kaum homoseksual. William Cooper menyebutkan bahwa sejumlah penduduk terbunuh pada 5 November 2001 atas dasar penegakan hukum. Proyek pengembangbiakan AIDS diberi nama MK - NAOMI. Benua Afrika terinfeksi virus AIDS melalui vaksin cacar pada tahun 1977, penduduk Amerika Serikat terinfeksi penyakit dan Bank Darah New York (lihat www.thewatcherfiles.com/cooper/aids.htm).

Pemusnahan penduduk secara masal itu bukan tragedi kemanusiaan yang pertama kali mereka lakukan dengan dalih mengendalikan jumlah penduduk dunia. Tahun 1948, George W.McKennan dari Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan Foreign Policy Statement - 21 (FPS - 21[Surat PErnyataan Kebijakan Luar Negeri - 21]). Isi pernyataan itu menekankan pentingnya AS menyusun rencana pengurangan jumlah penduduk dunia yang membengkak.

Tanggal 16 Maret 1970, Presiden Richard Nixon di duga kuat menandatangani undang - undang PL91-213. Surat itu adalah pengesahan untuk "stabilisasi" penduduk Gurun Sahara, Afrika. Dengan kata lain mengesahkan pemusnahan penduduk di sana. Untuk misi itu dia menunjuk John D. Rockefeller III sebagai "pelaksana proyek" biadab ini.

Demikian juga proyek MK-NAOMI. Program riset ini bukan yang pertama kali di rancang CIA untuk memproduksi dan menguji-coba obat - obatan dan senjata biologis. Pada tahun 1953, proyek 10 tahunan yang di sebut MK-ULTRA, para ahli psikologi dan perilaku melaksanakan program yang bertujuan mengarahkan pikiran dan budaya manusia. Setelah di nyatakan berhasil, proyek tersebut dilanjutkan dengan misi MK-SEARCH dan MK-OFTEN.

Sebagai program lanjutan, pada tahun 1960, Dr. Robert MacMahan dari Departemen Pertahanan AS meminta $10 juta kepada kongres AS sebagai dana awal untuk mengembangkan senjata biologis yang merusak sistem pertahanan tubuh manusia. Tujuan mereka agar orang - orang yang "dikehendaki mati" perlahan, menjalani hidup dengan kehilangan daya tahan tubuh alaminya. Proyek ini dijalankan selama kurun waktu sekitar 5-10 tahun. Permintaan ini di kabulkan oleh penyandang dana proyek. Mereka mendapakan kucuran dana padah tahun 1970 dibawah H.R.15090. Dana tersebut dialirkan untuk melicinkan proyek MK-NAOMI tersebut.

Cara yang mereka lakukan sangat rapi dan super canggih. Nyaris tak diketahun bahwa petaka yang di timbulkan ditengah masyarakat adalah hasil dari desain mereka. MK-NAOMI menggunakan tekhnik - tekhnik biologi sub-molekular sebagai penghasil virus penghancur kekebalan tubuh manusia semisal retro virus AIDS. Bersama dengan itu, CIA meriset dan menebar senjata bilogis "pemusnah etnis" yang mampu bekerja sendiri untuk memilih calon korbannya. Setelah di tentukan sasarannya, saat di tebarkan, senajat abiologis ini mampu mandiri menidentifikasi suatu etnis yang menjadi target sasaran berdasarkan genetika dan variasi DNA-nya. Eksperimen - ekspereimen untuk menguji senjata biologis itu dilakukan oleh Divisi Operasi Khusus AS di Fort Detrick, Maryland, Amerika Serikat.



Bukti penting yang di temukan orang - orang yang meneliti AIDS adalah virus yang sengaja di cipatkaan adalah berkas catatan hasil penelitian; Progress Reprot AIDS pada tahun 1971. Indikasia ini mengabarkan langkah terkoordinir melalui lebih dari 20.000 dokumen papaer saintifik dan penelitian yang dilakukan selama 15 tahun oleh Program Federal untuk mengembangbiakan virus yang identik dengan epidemologi AIDS.

Dokumen yang dipublikasikan oleh Freedom of Information Act (Arus informasi terbuka) menunjukkan fakta - fakta biadab bahwa masyarakat yang "tidak di kehendaki" hidup dijadikan "kelinci percobaan" oleh Amerika Serikat selama lebih dari 70 tahun.

Tahun 1930-an, serdadu - serdadu Amerika Serikat dan pasien - pasien di rumah sakit sipil di jadikan kelinci percobaan untuk serangkaian program yang membutuhkan eksperimen itu. Masih di tahun 1930-an, study siphilis Tuskegee mendapati 200 orang kulit hitam mengidap penyakit siphilis dibiarkan semarak tanpa diberitahu efek penyakit itu dan tidak mendapatkan pengobatan. Akibatnya dengan cepat penyakit itu mewabah dalam waktu yang lama.

Komisi senat Amerika Serikat melakukan investigasi setelah praktek - praktek MK-ULTRA mereka laksanakan. Kesimpulan komisi senat AS adalah : sejak dimulai pada awal tahun 1950-an hingga di berhentikan pada tahun 1963, pelaksanaan program LSD yang di lakukan sembunyi - sembunyi agar tidak di ketahui orang - orang yang tanpa sadar hingga kini bisa menerima dirinya di jadikan obyek penelitian, menunjukkan bahwa kepemimpinan CIA gagal dan hanya efektif membimbing para agen CIA. Kemudian diketahui bahwa uji coba tersebut berbahaya, yaitu mempermainkan dan mengabaikan nyawa manusia yang di jadikan "kelinci percobaan" tersebut. Meski melanggar hukum Amerika Serikat, uji coba tersebut tetap di lanjutkan.Contoh sebagian kecil orang - orang yang di jadikan kelinci percobaan adalah para pelaku perang teluk. Para tentara AS yang di berangkatkan ake medan pernag di beri minuman coctail bercampur obat. Mereka menadi eksperimen. Obat ini menyebabkan ribuat tentara menderita sindrom Perang Teluk.

Tanggal 3 Oktober 1955, Presiden AS, Bill Clinton akhirnya mengakui bahwa eksperiment radiasi pernah dilakukan Amerika Serikat, karena itu pemerintah AS memberikan kompensasi kepada para korban eksperimen tersebut.

Perkembangan AIDS di barat masih bisa di kendalikan. Tapi tidak demikian dengan Benua Afrika. Fakta menunjukkan virus ganas ini mewabah dan ebrkembang pesat melintasi benua Afrika. Seorang pengurus Club of Rome berpologi bahwa buku The Limits to Growth di pahami keliru sebagai sebuah dokumen curang dengan menggunakan rekayasa analisa komputer menyesatkan.

Setelah kebusukkannya di kertahu, dia berkilah bahwa 25 tahun teraikhir dan lebih dari 70 persen korbannya berasal dari Afrika, tempat epidemi AIDS berkembang pesat. PEnyataan ini justru menjadi boomerang baginya.

Meski asal - ususl AIDS di citrakan masih diselimuti misteri. Namun satu hal yang pasti dan tidak dapat di pungkiri, apapun dalih mereka setelah menciptakan kepanikan dan kesengsaraan, bahwa "rekomendasi paksa" rancangan Club of Rome dilaksanakan seara brutal, biadab dan licik serta menyengsarakan masyarakat dunia.

Source : dari berbagai sumber

*************************************************************************************


Club of Rome

(Committee of 300 subversive body)

This group was organized in 1968 by the Morgenthau Group for the purpose of accelerating the plans to have the New World Order in place by the year 2000. The Club of Rome developed a plan to divide the world into ten regions or kingdoms.

In 1976, the United States Association of the Club of Rome (USACOR) was formed for the purpose of shutting down the U.S. economy gradually. The Technetronic Era Henry Kissinger was then, and still is, an important agent in the service of the Royal Institute for International Affairs, a member of the Club of Rome and the Council on Foreign Relations.

Kissinger's role in destabilizing the United States by means of three wars, the Middle East, Korea and Vietnam, is well known, as is his role in the Gulf War, in which the U.S. Army acted as mercenaries for the Committee of 300 in bringing Kuwait back under its control and at the same time making an example out of Iraq so that other small nations would not be tempted to work out their own destiny. The Club of Rome, acting on Committee of 300 orders to eliminate General ul Haq, had no compunction in sacrificing the lives of a number of U.S. servicemen on board the flight, including a U.S. Army Defense Intelligence Agency group headed by Brigadier General Herber Wassom. General ul Haq had been warned by the Turkish Secret Service not to travel by plane, as he was targeted for a mid-air bombing. With this in mind, ul Haq took the United States team with him as "an insurance policy," as he commented to his inner circle advisors.

Club of Rome and its financiers under the title of the German Marshall Fund were two highly-organized conspiratorial bodies operating under cover of the North Atlantic Treaty Organization (NATO) and that the majority of Club of Rome executives were drawn from NATO. The Club of Rome formulated all of what NATO claimed as its policies and, through the activities of Committee of 300 member Lord Carrington, was able to split NATO into two factions, a political (left wing) power group and its former military alliance. The Club of Rome is still one of the most important foreign policy arms of the Committee of 300, and the other being the Bilderbergers. It was put together in 1968 from hard-core members of the original Morgenthau group on the basis of a telephone call made by the late Aurellio Peccei for a new and urgent drive to speed up the plans of the One World Government now called the New World Order. Peccei's call was answered by the most subversive "future planners" drawn from the United States, France, Sweden, Britain, Switzerland and Japan that could be mustered.

During the period 1968-1972, The Club of Rome became a cohesive entity of new-science scientists, Globalist, future planners and inter- nationalists of every stripe. As one delegate put it, "We became Joseph's Coat of Many Colors." Peccei's book "Human Quality" formed the basis of the doctrine adopted by NATO's political wing. Peccei headed the Atlantic Institute's Economic Council for three decades while he was the Chief Executive Officer for Giovanni Agnellis' Fiat Motor Company. Agnelli, a member of an ancient Italian Black Nobility family of the same name, is one of the most important members of the Committee of 300. He played a leading role in development projects in the Soviet Union.

The Club of Rome is a conspiratorial umbrella organization, a marriage between Anglo-American financiers and the old Black Nobility families of Europe, particularly the so-called "nobility" of London, Venice and Genoa. The key to the successful control of the world is their ability to create and manage savage economic recessions and eventual depressions. The Committee of 300 looks to social convulsions on a global scale, followed by depressions, as a softening-up technique for bigger things to come, as its principal method of creating masses of people all over the world who will become its "welfare" recipients of the future.

The committee appears to base much of its important decisions affecting mankind on the philosophy of Polish aristocrat, Felix Dzerzinski, who regarded mankind as being slightly above the level of cattle. As a close friend of British intelligence agent Sydney Reilly (Reilly was actually Dzerzinski's controller during the Bolshevik Revolution's formative years), he often confided in Reilly during his drinking bouts. Dzerzinski was, of course, the beast who ran the Red Terror apparatus. He once told Reilly, while the two were on a drinking binge, that "Man is of no importance. Look at what happens when you starve him. He begins to eat his dead companions to stay alive. Man is only interested in his own survival. That is all that counts.

All the Spinoza stuff is a lot of rubbish." With regard to the Third World, the Club of Rome's Harland Cleveland prepared a report which was the height of cynicism. At the time, Cleveland was United States Ambassador to NATO. Essentially, the paper said it would be up to Third World nations to decide among themselves which populations should be eliminated. As Peccei later wrote (based on the Cleveland Report): "Damaged by conflicting policies of three major countries and blocs, roughly patched up here and there, the existing international economic order is visibly coming apart at the seams....The prospect of the necessity of the recourse to triage deciding who must be saved is a very grim one indeed. But, if lamentably, events should come to such a pass, the right to make such decisions cannot be left to just a few nations because it would lend themselves to ominous power over life of the world's hungry."

    << Homepage

tentang gw

Name: STEVIE
From: Pondok Gede, Bekasi, Indonesia
About me: SIMPLE MAN THAT JUST WANT TO SHARE MY KNOWLEDE.
More about me...

Last Post


Archives


Photos


www.flickr.com
This is a Flickr badge showing public photos and videos from stevy. Make your own badge here.

Connectivity

Links

Leave Your Message


Free chat widget @ ShoutMix

Chat with Me


on Facebook


Stevy Hanny's Profile
Stevy Hanny's Facebook Profile
Create Your Badge

Visitors


Visitor Tracker


Entries RSS